Sikap terbuka Menurut Ajaran Agama Hindu
Om Suastyastu,Dalam agama hindu sikap terbuka tidak pernah dilarang jika sesuai dengan dharma, karena pada dasarnya tuhan menerima semua cara menujunya yang berbeda-beda. Untuk di Indonesia yang penuh dengan keberagaman suku, ras, agama, golongan bukan menjadi hambatan dan berusaha untuk menutup diri dengan beranggapan perbedaan menimbulkan perpecaha namun sebaliknya dunia ini diciptakan dengan banyak perbedaan yang membuat dunia ini menjadi seimbang . Sekarang yang penting adalah kita sebagai umat sedharma dan rakyat Indonesia basaimana kita harus menempatkan diri kita di masyarakat??? mungkin pembahasan di bawah dapat membuka pikiran kita :
Makna terbuka
Terbuka memiliki arti tidak sengaja dibuka, tidak tertutup, tidak terbatas pada orang tertentu saja, tidak dirahasiakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 1991 : 151).Maka sikap terbuka adalah sikap dimana kita menerima semua dari luar untuk masuk, baik itu dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, idiologi, paham dan aliran, ataupun ekonomi.
Pentingnya sikap terbuka
Sikap terbuka sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari bahkan diperlukan juga dalam kehidupan berwarganegara. Indonesia adalah bangsa yang heterogen terdiri dari macam-macam etnis agama. Untuk dapat mempertahankan kesatuan dan persatuaan bangsa, maka penganut agama dan aliran kepercayaan yang berbeda itu berkewajiban saling menghargai dan saling menghormati.Sikap hormat menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan di Indonesia telah di kembangkan sejak zaman Majapahit, yang tersurat dalam kitab sotasoma karya Mpu Tantular “Bhineka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”. Sikap menghormati terhadap pemeluk agama lain mutlak diperlukan dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai hidup rukun dan damai, serta persaudaraan sehingga tercipta persatuan dan kesatuaan bangsa.
Perbedaan agama memang sesuatu yang wajar, dan kita sebagai manusia harus menyikapinya dengan pikiran yang terbuka. Mahatma Gandhi pernah ditanya apa agama yang dianutnya, dan dia berkata, “Saya bukan Hindu, saya bukan Islam. Agama saya adalah Agama Cinta.” Jadi saya merasa bahwa apa yang dilakukan oleh Gandhi adalah ingin menunjukkan bahwa yang seharusnya ditonjolkan dari agama adalah kebaikan, cinta kasih, belas kasih, rasa toleransi, dan rasa persaudaraan. Itu sebenarnya hakikat dari agama.
Di dalam agama Hindu sendiri ada beberapa sloka dari Bhagawad Gita mengenai perbedaan agama.
yo yo yaam yaam tanum bhaktaha shraddhayaarchitumicchati
tasya tasyaachalaam shraddhaam taameva vidadhaamyaham
(Bhagawad Gita, 7:21)
Kepercayaan apapun yang ingin dipeluk seseorang, Aku perlakukan mereka sama dan Ku-berikan berkah yang setimpal supaya ia lebih mantap.
Dari sloka yang pertama kita ketahui bahwa Krishna atau Tuhan menganggap semua agama itu sama. Tuhan tidak membedabedakan kita dari agama yang kita anut. Semua orang diperlakukan setimpal dengan apa yang mereka perbuat. Dan jika orang beragama lain membaca dan memahami makna dari sloka tersebut maka mereka akan tahu bahwa sloka tersebut tidak berusaha menakut-nakuti atau mengancam orang-orang non-Hindu melainkan menghendaki mereka agar tetap pada jalannya.
ye yathā māḿ prapadyante
tāḿs tathaiva bhajāmy aham
mama vartmānuvartante
manuṣyāḥ pārtha sarvaśaḥ
(Bhagawad Gita, 4:11)
Dari sloka yang kedua, Krishna menjelaskan bahwa manusia menyembah Tuhan dengan banyak jalan dan semua jalan yang ditempuh manusia mengarah pada satu tujuan yaitu Tuhan. Oleh karena itu apapun agama yang dianut seseorang semuanya akan diterima oleh Tuhan.
Dari 2 seloka tersebut dapat kita simpulkan bahwa agama Hindu menganggap semua agama adalah sama. Semua yang di dunia terlihat sangat berbeda pada hakekatnya sama seperti apa yang diajarkan pada ajaran “Tat Twan Asi”. Pada akhirnya sikap penting yang harus kita miliki dalam menghadapi perbedaan agama adalah toleransi dan sikap terbuka.
Om Santi, Santi, Santi.
No comments:
Post a Comment